Surat at taubah ayat 80 “Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.” Surat al munafiqun ayat 6 “Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” Sumber: ENAM PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB(KERUDUNG) Disusun oleh: Mullhandy Ibn. Haj, Kusumayadi, Amir Taufik, dari yayasan karya pembangunan islam. Penerbit: Espe Press Bandung Jilbab: Pakaian Modern Berkarakter Positif Oleh samson Satu kali, sebuah situs tentang cewek memberikan tips bagaimana caranya tampil PD dengan tank top meskipun lengan tangan besar. Saya pun merespon bahwa berpakaian menutup aurat (kerudung plus jilbab) adalah solusi cerdas bagi cewek tanpa harus meributkan ukuran lengan. Kelanjutannya adalah masing-masing bertahan pada pendapatnya. Situs tersebut menyatakan bahwa kita harus menghargai pilihan orang dalam memilih pakaian. Saya pun tidak keberatan karena pendapat tentang kerudung dan jilbab itu juga pendapat pribadi sebagai seorang perempuan. Sobat muslimah, dari sedikit uraian di atas terlihat bahwa ada sebuah ketidakpedulian di kalangan kita. Ketika kita mengatakan bahwa solusi berpakaian seorang perempuan adalah dengan jilbab dan kerudung, seolah-olah kita dituding tidak menghargai gaya berbusana orang lain. Padahal, seringkali mereka yang tidak menutup aurat itulah yang tidak menghargai busana muslimah dengan jilbab dan kerudungnya. Kamu masih ingat kan kasus jilbab sekitar tahun 90-an? Kalau gak ingat, boleh kok tanya ke ortu, kakak atau tante kamu. Saat itu muslimah berjilbab diusir dari kelas sekolah negeri karena mempertahankan diri untuk menutup auratnya. Okelah, itu tahun jadul (jaman dulu). Kasus yang baru-baru saja terjadi adalah presenter salah satu TV swasta bernama Sandrina Malakiano. Presenter yang akhirnya memutuskan menutup aurat dengan busana muslimah ini dilarang tampil di depan layar TV lagi dengan berbagai dalih. Jadi, dari contoh dua kasus di atas bisa terlihat sebetulnya siapa yang tidak menghargai siapa. Apabila seseorang mengakui dirinya sebagai muslimah, maka sudah ada aturan khusus tentang tata cara berpakaiannya. Jadi tidak bisa semau gue atas nama kebebasan memilih atau bahkan memakai dalih HAM. Cara berbusana cewek modern Sobat muslimah, banyak orang salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat. Tank top, rok mini, you can see (everything?), bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok. Coba deh kamu perhatikan film kartun Flinstone yang settingnya adalah zaman batu. Atau mungkin film Robin Hood dan Xena yang settingnya adalah zaman kuno abad pertengahan. Baju yang dipakai di sana sangat minim, hampir semua aurat terutama pemeran cewek diobral semua. …banyak orang salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat: tank top, rok mini, you can see (everything?), bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok… Trus, gimana donk dengan beberapa suku di Indonesia yang pakaian tradisionalnya adalah koteka semisal suku Asmat? Coba deh kamu lihat, bagaimana kehidupan dan tingkat berpikir suku tersebut. Seharusnya menjadi tugas bersama untuk membina suku-suku pedalaman yang masih awam terhadap Islam dan hukum menutup aurat. Bukan malah dijadikan tontonan dengan alasan melestarikan budaya bangsa. Kasihan mereka. Bayangkan bila kamu yang di posisi mereka berpakaian minim kemudian menjadi bahan tontonan. Pasti rasanya tak nyaman. Tak ada orang yang bilang kalo mereka hidup di zaman modern. Yang ada adalah mereka hidup di zaman batu, kuno, jadul dan yang utama jahiliyah alias bodoh. Yang namanya modern adalah ketika manusia itu jelas bedanya dengan binatang yaitu ketika akalnya dimanfaatkan secara sempurna. Akal inilah yang menuntun manusia untuk mempunyai malu dan iman. Jika malu dan iman ada maka otomatis manusia akan memilih busana yang menutup aurat sebagai gaya berbusananya. Hal ini pas banget dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam QS. An-Nur: 31 dan Al-Ahzab: 59 bahwa kerudung dan jilbab adalah pakaian muslimah bila mereka keluar rumah. Rasional dan masuk akal, itulah ciri-ciri Islam. Termasuk juga dalam mengatur cara berbusana perempuan, Islam jauh lebih modern daripada agama ataupun ideology mana pun di dunia ini. Ini karena memang Islam diturunkan oleh yang Mahamenciptakan manusia sendiri, jadi Ia pula yang berhak mengaturnya pula. Di atas semua itu, modern atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari pola pikirnya. Pola pikir inilah yang akan menentukan pola sikap dia termasuk dalam hal memilih pakaian. Jadi meskipun gelar selangit, rumah di kawasan elit, mobil keluaran terbaru tapi memakai rok mini dan tank top, sudah langsung bisa dilihat kualitas pola pikirnya. Semua materi duniawi yang disebutkan tersebut cuma aksesoris saja, tidak menyentuh intinya. Jilbab, pakaian modern Gals, jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula, terlihat identitas seseorang apakah ia muslimah atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa yang merupakan bukti tunduknya seorang hamba kepada penciptanya. Siapa saja yang memperolok pakaian takwa ini, itu artinya ia juga memperolok Sang Pencipta yang menurunkan aturan tersebut. Naudzubillah. …jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula terlihat identitas apakah ia muslimah atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa… Tak jarang muslimah berjilbab mendapat cobaan berupa suara-suara miring semisal disebut ‘sok alim-lah’, ‘sok suci’, dan berbagai sebutan lainnya. Biar saja, Non. Daripada juga menjadi orang yang sok kafir dan menjadi pembangkang perintah Allah, itu jauh lebih buruh dan hina untuk dilakukan. Cuekkin saja komentar-komentar tak penting seperti itu. Sedangkan bagi kamu yang masih belum berkerudung (apalagi belum berjilbab) karena satu dan lain hal, mulai saat ini niatkan dirimu untuk berubah. Kamu tak akan pernah tahu kapan tibanya sang ajal. Gak usah menunggu berjilbab ketika sudah menikah. Atau bahkan ada juga yang bernazar untuk berjilbab ketika keterima di perguruan tinggi negeri (PTN). Lalu apabila tidak keterima di PTN, kewajibab berjilbab tersebut bisa gugur? Tentu saja tidak. Yang namanya wajib ya wajib saja hukumnya, tidak usah menunggu persyaratan tertentu semisal kalau keterima di PTN. Bila pun misalnya cewek itu ketrima di PTN, maka itu artinya niatnya tidak karena Allah, tapi karena sekadar memenuhi nazar saja. Bukannya tidak mungkin, dia berjilbabnya juga setengah hati karena salahnya niat sedari awal. Di tengah jalan, ia akhirnya membuka jilbabnya dan kembali umbar aurat sebagaimana orang-orang kafir bersikap. Sobat muslim, berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab. Betapa banyak perempuan berjilbab karena setelah mematut diri di depan cermin, mereka merasa lebih cantik. Jadi ketika berjilbab membuat dirinya tidak terlihat cantik, maka orang semacam ini tidak akan mau berjilbab. Banyak sekali ungkapan yang menyatakan enggan berjilbab karena pakaian tersebut hanya akan membuat dirinya terlihat gemuk dan tidak menarik. Meskipun tahu bahwa jilbab adalah perintah Allah, mereka lebih mementingkan apa kata manusia daripada kata-kata atau firman Allah. Semoga kamu bukan tipe perempuan seperti ini. …berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab… Berjilbab, mutiara dalam etalase Perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Orang yang lalu-lalang bisa melihat tanpa bisa menyentuh, apalagi menodai. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan harga mahal dan seizin penjualnya. Tak jarang mutiara dalam etalase ini dilengkapi dengan kunci pengaman agar terjaga kemurniannya. Bandingkan dengan perempuan yang tidak berjilbab. Mereka ini ibarat mutiara yang diobral di kaki lima. Semua orang tidak hanya bisa melihat, tapi juga menyentuhnya. Tak jarang tangan-tangan yang menyentuh mutiara tersebut ternyata bernoda sehingga membuat si mutiara tak lagi putih cemerlang. Cacat-cela pun hinggap di permukaannya yang indah. Bila si penjual lengah, bisa jadi ada maling yang menyusup dan mencuri mutiara itu dari tempatnya berada. …Perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Perempuan yang tidak berjilbab ibarat mutiara yang diobral di kaki lima… Kedua perumpamaan di atas menunjukkan betapa mulia dan terjaganya perempuan muslimah yang berjilbab. Harga yang harus ditebus bagi orang yang ingin memiliki mutiara di etalase dengan kaki lima juga tak sama. Mutiara dalam etalase berharga mahal, bahkan seluruh mata uang di dunia ini tak bisa membelinya. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan taruhan nyawa dan pertanggungjawaban dunia akhirat. Nilainya pun dihargai Allah dengan imbalan surga. Ya, mutiara dalam etalase adalah muslimah berjilbab yang hanya bisa disentuh oleh laki-laki beriman yang berani mengucapkan akad nikah di depan wali dan saksi. Nama Allah sebagai jaminan bahwa laki-laki ini akan menjaga si muslimah hingga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilan-Nya. Mutiara ini terjaga kehormatan dan harga dirinya, setara dengan upayanya untuk tunduk pada aturan-Nya pula. Mutiara kaki lima, kita semua sudah tahu bagaimana nasibnya. Di antara kedua pilihan ini, muslimah cerdas pastilah tahu harus memilih yang mana. Karena sudah sunnatullah bahwa Allah akan memasangkan wanita baik-baik dengan laki-laki yang baik pula, begitu sebaliknya (QS. An-Nur: 36). Ini adalah janji Allah. Tapi seorang muslimah salihah bukan tujuan tersebut yang menjadi incarannya. Ridha Allah adalah segalanya di atas semua tujuan. Jadi, mulai sekarang luruskan niatmu bila sebelumnya ada niat lain mengotori keputusanmu untuk berjilbab. Oya, kalo baru sebatas bisa berkerudung, tingkatkan untuk bisa mengenakan kerudung plus jilbabnya (semacam baju kurung yang longgar, lebar dan tebal). Yakin deh, niat-niat duniawi itu umurnya tidak bertahan lama. Betapa banyak muslimah yang berjilbab karena sekadar ingin agar segera bisa bersuami, setelah nikah menanggalkan kerudung bahkan jilbabnya. Na’udzubillah. Atau mungkin berjilbab karena supaya mudah dapat pekerjaan karena akhir-akhir ini banyak perusahaan yang lebih menyukai perempuan berpakaian sopan. Bila ini tujuannya, yakin deh ketika di rumah, perempuan seperti ini pasti dengan mudah umbar aurat karena tidak di lingkungan kerja lagi. Namun bila yang menjadi tujuan adalah ridha Allah semata, apa pun halangan dan rintangan yang menghadang karena keputusannya dalam berjilbab, hal itu tak akan menggoyahkannya. Sebaliknya, ia akan semakin tegar dalam mempertahankan identitasnya sebagai muslimah berjilbab. …berjilbab itu ternyata keren karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Jangan pernah diombang-ambingkan tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern… Jadi sobat muda muslimah, berjilbab itu ternyata keren karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Kamu tak akan pernah diombang-ambingkan oleh tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern. Karena trend berjilbab adalah mode busana everlasting yang tak akan lekang oleh zaman. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain bagi seorang perempuan yang sudah mengazzamkan diri atau bertekad kuat menjadi seorang muslimah kecuali berbusana sesuai dengan yang ditentukan oleh Islam. So, ayo berjilbab mulai sekarang! Sip deh ^_^ Sumber : VOA Islam Mengapa Masih Banyak Wanita Muslimah Yang Belum Berjilbab? Posted on 30 Juli, 2009 by kaferemaja| 5 Komentar Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka? 1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu. 2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang. Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15). Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini. Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari? 3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj. Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya, “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat:13). Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya, “Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3) Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah. 4. Cuaca Sangat Panas Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya, “Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. At-Taubah: 81). Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya, “Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25). Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu. 5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya. Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya, “Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45). Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat. 6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka. Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri. 7. Kita Harus Bersyukur “Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian. Saudariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, “Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. An-Nuur: 31) Dalam firman-Nya yang lain, “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS. Al-Ahzab: 59). Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya. 8.Belum Mendapatkan Hidayah Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti. 9.Aku Takut Dikira Golongan Sesat Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan kelompok sesat. Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang. Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu? (Sumber: Buletin Darul Qasim dengan judul, “Wa man Yamna’uki minal hijab“, oleh: Dr. Huwaidan Ismail). |
joya shoes 661h4emvtl558 joyaskodanmark,joyaskonorge,joyaskorstockholm,joyacipo,zapatosjoya,joyaschoenen,scarpejoya,chaussuresjoya,joyaschuhewien,joyaschuhedeutschland joya shoes 022n1lxvkn810
BalasHapus