Jumat, 10 Desember 2010

CANDI TIKUS IS TOURISM OBJECTS IN MOJOKERTO


CANDI TIKUS

CANDI TIKUS is a temple relic of the Majapahit Kingdom, located in the complex Trowulan, precisely in Hamlet Tinuk, Temon Village, District Trowulan, Mojokerto regency, East Java.
The location on Wikimapia. This temple is one of the major archaeological sites in Trowulan. CANDI tikus in the form of a ritual bath (petirtaan) in complex administrative center of Majapahit. The main building consists of two levels.

This temple site excavated in 1914 on the orders of the Regent Mojokerto Kromodjojo Adinegoro. Because many common rats at about the ruins, the site was later renamed the Rat Temple. New Rat Temple restored in 1985-1989.

Candi tikus could have been built in the 13th century or the 14th century. This temple is associated with the description in the book Negarakertagama Prapanca MPU, that there is a place to bathe the king and certain ceremonies are performed in a swimming-pool

CANDI tikus is one of the resorts in mojokerto quite famous in his area. with a very affordable tickets you can see the building of the temple which is still original and also can relax enjoying scenery and atmosphere around the temple is beautiful and cool. you can come to the temple with the means of transportation such as motorcycles, cars and even public transportation. in the temple there are also some merchants who sell food typical of mojokerto, especially the temple area.
place a clean temple is also a comfort when you come to the CANDI tikus. therefore came to enjoy the scenery of this beautiful temple.



camping equipment


if i want to go camping, i need

1 tent
2 mountain boots
3 hat
4 Sleeping Bag
5 Field Stove
6 Wax / paraffin
7 Rubber mat
8 Raincoat
9 Sarong wool
10 Backpack
11 PDL Pants
12 Lifebelt

Rabu, 01 Desember 2010

JALAABIB DAN KHIMAAR ADALAH HIJAB KU







JALAABIB DAN KHIMAAR ADALAH HIJAB KU


Islam mengatur perihal pakaian

Agama islam (Dienul Islam) bukan saja mengatur hubungan antara manusia dengan Ilahnya (Tuhannya) tetapi juga mengatur hubungan antarsesama manusia. Bahkan Islam juga mengatur seluruh aspek kehidupan insane, termasuk mengatur seluruh masalah pakaian karena dalam masyarakat masalah pakaian ini sangat penting dan sensitive sekali. Di dalam Al Qur’an surat 7 (Al A’raf) ayat 27 dan 27 Allah SWT. Telah berfirman :

26. Hai anak Adam[530], sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa[531] itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

[530]. Maksudnya ialah: umat manusia

[531]. Maksudnya ialah: selalu bertakwa kepada Allah.

27. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.

Demikianlah dua ayat yang menerangkan masalah pakaian. Allah SWT. Menjelaskan juga masalah pakaian dalam pergaulan rumah tangga sebagaimana telah tertera dalam surat An Nur ayat 58

58. Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum balig di antara kamu, meminta izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu: sebelum sembahyang subuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari dan sesudah sembahyang Isya'. (Itulah) tiga 'aurat bagi kamu[1047]. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu[1048]. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

[1047]. Maksudnya: tiga macam waktu yang biasanya di waktu-waktu itu badan banyak terbuka. Oleh sebab itu Allah melarang budak-budak dan anak-anak dibawah umur untuk masuk ke kamar tidur orang dewasa tanpa idzin pada waktu-waktu tersebut.

[1048]. Maksudnya: tidak berdosa kalau mereka tidak dicegah masuk tanpa izin, dan tidak pula mereka berdosa kalau masuk tanpa meminta izin.

Bahkan pakaian panas dan pakaian perang pun dinyatakan dalam surat An Nahl ayat 81

81. Dan Allah menjadikan bagimu tempat bernaung dari apa yang telah Dia ciptakan, dan Dia jadikan bagimu tempat-tempat tinggal di gunung-gunung, dan Dia jadikan bagimu pakaian yang memeliharamu dari panas dan pakaian (baju besi) yang memelihara kamu dalam peperangan. Demikianlah Allah menyempurnakan nikmat-Nya atasmu agar kamu berserah diri (kepada-Nya).

Surat Saba’ ayat 11

11. (yaitu) buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah amalan yang saleh. Sesungguhnya Aku melihat apa yang kamu kerjakan.

Surat Al Anbiyaa’ ayat 80

80. Dan telah Kami ajarkan kepada Daud membuat baju besi untuk kamu, guna memelihara kamu dalam peperanganmu; Maka hendaklah kamu bersyukur (kepada Allah).

Apalagi busana khusus bagi wanita mukminat, yang penjelasannya tercantum dalam dua surat dan dua ayat di atas. Maka jelaslah bahwa islam masalah pakaian bahkan khusus untuk wanita.

Pengertian dari jilbab :

Jilbab berasal dari bahasa arab yang jamaknya jalaabiib artinya pakaian yang lapang/luas. Pengertiannya adalah pakaian yang lapang dan dapat menutup aurat wanita, kecuali muka dan kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan saja yang ditampakkan.

Pengertian dari kerudung :

Kerudung adalah bahasa Indonesia yang bahasa arabnya Khimaar, jamaknya Khumur yang berarti tutup/tudung yang menutup kepala, leher, sampai dada wanita.

(kerudung lain dengan jilbab; jilbab itu mempunyai arti yang lebih luas, jilbab dapat di artikan sebagai busana muslimat yang menjadi satu corak, yaitu busana yang menutup seluruh tubuhnya mulai dari atas kepala sampai kedua telapak kakinya yang menjadi satu (menyatu) tanpa kerudung lagi. Sedangkan Khimaar itu (kerudung) pengertiannya hanya tudung yang menutupi kepala hingga dadanya saja.

Hukum memakai jilbab dan kerudung

Memakai jilbab atau mengenakan keruung itu hukumnya wajib, sebagai suatu keharusan yang pasti atau mutlak bagi wanita dewasa yang mukminat atau muslimat (mukminat: wanita yang beriman/mualimat: wanita yang berDien (Agama) Islam). Islam hanya mewajibkan pemakaian jilbab atau kerudung sedangkan hijab/tabir,purdah,sarung tangan dan cadar itu tidak diwajibkan.

Dalil-dalil mengenakan jilbab atau kerudung

Dasarnya adalah Kitabullah dan Sunnaturrasul. Mengenai kewajiban berjilbab dan berkerudung bagi wanita mukminat Allah SWT. Telah berfirman didalam Al Qur’an surat Al Ahzab ayat 59

59.Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[1232] ke seluruh tubuh mereka." Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

[1232]. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.

Dan surat An Nur ayat 31

31. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Jelaslah kedua ayat ini menunjukkan bahwa Allah SWT. Telah mewajibkan kepada wanita yang beriman supaya mereka menggunakan jilbab atau kerudungnya. Sehubungan dengan turunnya surat An Nur ayat 31 yang memerintahkan wanita mukminat supaya menggunakan kerudungnya, maka berikut ini terdapat beberapa hadits yang menjelaskan perihal turunnya ayat tersebut, yang antara lain ialah :

“berkata ‘Aisyah: mudah-mudahan Allah mengasihani (merahmati) para wanita Muhajiraat *) ketika Allah turunkan ayat: dan dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka itu hingga ke dadanya. Mereka sama merobek kain-kainya yang belum berjahit, lalau mereka gunakan buat kerudung.”

*) (wanita Muhajiraat yaitu wanita muslimat yang hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Ketika itu mereka belum memakai jilbabnya/kerudungnya kerena ayat yang mewajibkan wanita muslimat untuk memakai jilbab/kerudungnya belum turun)

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Shafiyah binti Syaibah, katanya:

“berkata Shafiyah binti Syaibah: ketika kami bersama-sama ‘Aisyah, mereka sebut-sebut wanita Quraisy dan kelebihannya. Maka ‘Aisyah berkata: sesungguhnya bagi wanita-wanita Quraisy ada kelebihannya. Tetapi sesungguhnya aku, demi Allah, aku tidak melihat yang lebih mulia selai dari para wanita Anshar (wanita penduduk kota Madinah yang membantu wanita Muhajiraat) mereka sangat membenarkan kitab Allah (Al Qur’an) dan sangat kuat imannya kepada wahyu yang di turunkan. Sunggguh ketika diturunkan surat An Nur-Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga ke dadanya-, para leleki mereka pun pulang, lalu membacakan ayat yang baru turun itu kepada para wanitanya. Maka mereka pun mengambil kain yang kemudian dengan kain itu mereka jadikan kerudung. Itu karena sangat membenarkan dan beriman kepada apa yang telah diturunkan Allah dan Kitab-Nya (Al Qur’an).”

Jelaslah kerudung itu hukumnya wajib bagi wanita yang mengaku dirinya beriman atau mengaku pemeluk agama Islam. Masih ada lagi dalil lainnya yang memperkuat kewajiban berkerudung dan berjilbab. Ada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ummuh Salamah, katanya: “Ketika turun ayat-‘Dan ulurkanlah kerudung-kerudung mereka hingga dadanya’-, maka para wanita Anshar keluar yang keadaannya di atas kepala-kepalanya mereka itu seolah-olah burung gagak karena kain karena kain kerudung-kerudung mereka,” begitu juga dalam melaksanakan kewajiban berjilbab. Berikut ini Hadits Nabi saw. Yang antara lain diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim:

“Ummu ‘Athiyah berkata: kami (kaum wanita) perintahkan mengeluarkan para wanita yang sedang haidh pada hari raya dan juga gadis pingitan untuk menghadiri (menyaksikan) jama’ah dan do’a kaum muslimin, tetapi wanita yang sedang haidh supaya menjauh dari tempat shalatnya. Seorang perempuan bertanya: Ya Rasulullah, salah satu dari kami tidak mempunyai kain jilbab. Jawab Nabi saw.: hendaklah temanya meminjamkan untuk dia jilbabnya.”

Hadits tersebut menguatkan kewajiban berjilbab yang tertera dalam surat Al Ahzab ayat 59. Ketika Rasulullah saw menyeru kepada seluruh wanita muslimat untuk menghadiri shalat hari raya ada seorang wanita yang menyatakan di antara para wanita ada yang tidak memiliki kain jilbab. Ternya Rasulullah saw tidak membiarknya atau tidak memakluminya untuk boleh turut hadir tanpa jilbab. Bahkan Rasulullah saw menyuruhn ya pinjam atau dipinjamkan temannya. Dalam riwayat lain bahwa Rasulullah saw menyuruh saudaranya agar meminjamkan jilbabnya. Jadi kesimpulannya, Rasulullah saw menekankan kepada para wanita muslimat agar berusaha mengenakan jilbabnya walau harus oinjam kepada orang lain. Padahal shalat hari raya itu hukumnya tidak wajib, dan bagi wanita yang sedang haidh kehadirannya bukan untuk shalat hari raya tetapi hanya untuk mendengarkan khutbah dan menyaksikan jemaah kaum muslimin. Bahkan shalat apa saja bagi wanita yang sedang haidh itu hukumnya terlarang. Tetapi mengapa Rasulullah saw tetap menyuruh mereka mengenakan jilbabnya tanpa terkecuali? Rasulullah saw bertindak demikian karena jilbab itu hukumnya wajib, sedangkan menghadiri shalat hari raya itu hukumnya sunnah.

Karena wajibnya wanita muslimat mengenakan jilbabnya menyebabkan Nabi saw tidak sudi menggubris dan bahkan perpaling dari wanita yang tidak mau memenuhi kewajibannya. Hal ini tertera dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dari ‘Aisyah, katanya:

“Dari ‘Aisyah r.a ia berkata: bahwasannya Asmaa binti Abu Bakar masuk ke tempat Rasulullah saw dengan memekai pakaian yang tipis(tembus mata memandang ke dalam), maka Rasulullah saw berpaling daripadanya seraya bersabda: Hai Asmaa! Sesungguhnya perempuan itu apabila ia telah dewasa/sampai umur maka tidak patut menampakkan senuatu dari dirinya, melainkan ini dan ini.” Sambil Rasulullah saw menunjukkan muka dan kedua telapak tangan hinggan pergelangannya sendiri.

Hadits ini memperkuat kewajiban berjilbab. Rasulullah saw berpaling dari wanita yang tidak berjilba. Bahkan Rasulullah melaknat para wanita yang enggan berjilbab. Masih banyak lagi keterangan lain yang menekankan agar para wanita muslimat mengenakan jilbab atau kerudungnya. Dalil-dalil yang sudah dikemukakan tadi sudah memadai untuk diambil kesimpulan bahwa jilbab atau kerudung itu hukumnya “wajib” bagi wanita mukminat dan tidak dapat di bantah lagi.

Jilbab tidak bertentangan dengan naluri kewanitaan yang senang berhias diri/mempercantik diri. Hal itu tiddklah bertentangan dan tidak semua wanita senang berhias, apalagi bagi wanita yang mempunyai Ghiratuddiniyyah (gairah keagamaan). Islam tidak melarang kaum wanita berhias macam apapun asal saja semua itu hanya dipersembahkan untuk suaminya. Bukan sengaja untuk dipertontonkan kepada orang lain. Jadi bukan semata-mata berhias itu dilarang, tetapi penggunaannya.

Apabila wanita ingin keluar rumah dengan memakai pakaian perhiasan kecantikan, mempercantik diri, bersolek, maka keluarnya itu akan mengundang fitnah (kerusakan/celaka) bagi dirinya, apabila dirinya selamat maka orang lain yang tidak selamat karena dirinya. Dengan demikian Rasulullah saw bersabda:

“Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar rumah berdiri tegaklah (dirangsang) syetan padanya.”

Semua itu karena pada diri wanita itu ada hal-hal yang tidak baik dan berbahaya bagi masyarakat umum. Hal ini telah diingatkan oleh Rasulullah saw. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Abdullah bin Umar r.a : Rasulullah saw bersabda:

“pada wanita, rumah, kuda (kendaraan) ada segi-segi yang tidak baik.”

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid bahwa Nabi saw telah bersabda:

“tidaklah aku tinggalkan sesudahku satu fitnah(bencana) yang sangat bahaya bagi lelaki (kecuali) dari wanita.”

Dan diantara amal terlaknat yang dilakukan wanita ialah menampakkan perhiasan kecantikan seperti permata berlian pada dada, memakai bau wangi-wangian(parfum), bermake up yang mencolok, bahkan wajahnya dioperasi plastic untuk mempercantik diri, memakai jilbab yang tipis atau padat yang (non jilbab) kesemua itu termasuk mempertontonkan dirinya kepada lelaki yang bukan suaminya sehingga menimbulkan kutukan Allah atasnya. Umumnya wanita suka melanggar hukum Allah sedangkan mereka tidak menyadari dirinya kalau akibatnya adalah menjadi penghuni neraka. Rasulullah saw seperti yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim ‘Aisyah telah bersabda:

“aku menengok mereka, maka kulihat kebanyakan dari penghuni api neraka terdiri dari kaum wanita. Yang demikian itu disebabkan oleh karena sedikit sekali yang taat kepada Allah dan RasulNya dan mematuhi suaminya, dan karena mereka terlalu banyak berhias/bersolek.”

Diriwayatkan oleh Bikhari dan Muslim dan juga oleh yang lainnya dari Abbas r.a.:

“Allah mengutuk wanita-wanita yang bermake up mencolok dan berlebih-lebihan sehingga air wudhu tidak dapat menyentuk kulitnya, atau yang berupa operasi plastic yang bertujuan mempercantik diri sehingga mengubah bentuk asli sebagaimana yang Allah ciptakan, Rasulullah saw pun melaknat orang yang mengerjakannya.”

Riwayat Al Baihaqi dari Sulaiman bin Yasaar:

“sejahat-jahat orang-orang perempuan itu ialah mereka yang suka keluar rumah dengan memakai perhiasaan serta suka menipu dirinya sendiri (dengan perhiasan-perhiasan palsu). Merekalah perempuan-perempuan munafik, dari antara mereka itu tidak ada yang masuk ke dalam surga seorang pun, melainkan sebagai burung gagak putih (karena jarangnya).”

Begitu juga wangi—wangian. Rasulullah saw melarang wanita berwangi-wangian (parfum) sebagaimana sabdanya yang diriwayatkan olah Ahmad, Hakim Nasaai dari Abu Musa Al Asy’ary, katanya:

“siapa saja dari wanita yang memakai wangi-wangian kamudian berjaln ditengah-tengah orang banyak dengan maksud agar mengetahiu baunya yang harum maka ini termasuk perbuatan zina.”

Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan Ibnu Hibban dari Muawiyyah bin Hidah, katanya:

“setiap pagi dua Malaikat menyeru: neraka wail (celaka) bagi para laki-laki yang disebabkan (rayuan) perempuan, dan celakalah bagi perempuan yang disebabkan (bujukan) laki-laki.”

Hukum gambar-gambar wanita yang tidak berjilbab dimana gambar-gambar itu sengaja dipajang/dipampang di depan umum atau pada media, dan wanita yang membuat pasa fotonya tanpa kerudung.

Perbuatan seorang wanita manunjukkan hatinya. Wanita yang sengaja memperlihatkan auratnya kepada umum, orang yang sengaja membuat foto atau gambarnya, orang-orang yang memajang/memampangnya, orang-orang yang mengeluarkan biayanya, dan mereka yang mengizinkan sampai terpampang atau tersiarnya gambar itu, semuanya akan digiring ke NERAKA. Allah telah berfirman:

“tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kepada Allah sesungguhnya Allah amat berat siksaNya.” (surat al maa’idah: 2)

Perbuatan itu telah jelas dilarang dan termasuk pelanggaran, ditambah lagi dengan surat An Nur ayat 19:

Sesungguhnya orang-orang yang ingin agar (berita) perbuatan yang amat keji itu tersiar di kalangan orang-orang yang beriman, bagi mereka azab yang pedih di dunia dan di akhirat. Dan Allah mengetahui, sedang, kamu tidak mengetahui.

Demikian pula Rasulullah saw telah bersabda yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hirairah:

“tiada seorang yang menutupi aurat (kejelekan) orang di dunia, melainkan Allah akan menutupi kejelekannya di hari kiamat.”

Perbuatan itu sebelumnya memang tidak terdapat pada orang-orang yang beriman. Baru setelah orang-orang kafir dan para munafik memasukkan propagandanya dengan gambar-gambar wanita cantik tanpa jilbab yang dimasukkan kedalam masyarakat muslimin, maka membaurlah budaya jahiliyah dengan budaya islami. Kemudian orang-orang kafir serta minafik tidak berhenti di situ saja, tetapi menariknya sedikit-sedikit kea rah cabul sehingga terpampang di sana-sini gambar-gambar (poster) wanita yang mambuka auratnya lebar-lebar di kalangan masyarakat muslimin agar generasi mudanya lumpuh karena dekadensi moral.

Wanita yang tidak berjilbab menunjukkan bahwa dirinya enggan masuk SURGA.

Kalau wanita itu benar-benar beragama islam tentulah ia berjilbab, kalau dia tidak berjilbab maka belum pantas disebut wanita islam. Sebuah hadits diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah, katanya: bawasannya Rasulullah saw. Bersabda:

“setiap umatku akan masuk surga, kecuali orang yang enggan.” Mereka bertanya: Ya Rasulullah, siapakah yang enggan itu? Jawab Beliau: “siapa yang mentaatiku masuk surge, dan siapa yang melanggarku maka sesungguhnya orang itulah yang enggan.”

Maka jika seseorang benar-benar telah islam (islam kaffah S.2:208), ia berhak berhak masuk surge karena memang surge itu khusus bagi orang yang berjiwa islam atau sebagaimana sabda Rasulullah saw yang diriwayatkan olah Bukhari dari Abu Hurairah, katanya: Rasulullah saw bersabda:

“tidak akan masuk surga, kecuali diri (jiwa) yang muslim.”

“ S.3 Ali Imran: 142:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad[232] diantaramu dan belum nyata orang-orang yang sabar.”

[232]. Jihad dapat berarti:
1. berperang untuk menegakkan Islam dan melindungi orang-orang Islam;
2. memerangi hawa nafsu;
3. mendermakan harta benda untuk kebaikan Islam dan umat Islam;
4. Memberantas yang batil dan menegakkan yang hak.

Hukum mendoakan wanita yang tidak berjilbab sampai ajalnya tiba.

Tidak boleh. Haram hukumnya. Bahkan berdiri dikuburnya pun di larang. Sesungguhnya mereka mati dalam keadaan fasik, sedang mereka tergolong orang-orang munafik. Meraka boleh di kafani dan dikubur saja. Ini adalah ketentuan Allah dan Rasulullah yang tidak boleh dilanggar. Fiman Allah at taubah:84 :

Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”

Surat at taubah ayat 80

“Kamu memohonkan ampun bagi mereka atau tidak kamu mohonkan ampun bagi mereka (adalah sama saja). Kendatipun kamu memohonkan ampun bagi mereka tujuh puluh kali, namun Allah sekali-kali tidak akan memberi ampunan kepada mereka. Yang demikian itu adalah karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang fasik.”

Surat al munafiqun ayat 6

Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”

Sumber: ENAM PULUH SATU TANYA JAWAB TENTANG JILBAB(KERUDUNG)

Disusun oleh: Mullhandy Ibn. Haj, Kusumayadi, Amir Taufik, dari yayasan karya pembangunan islam.

Penerbit: Espe Press Bandung

Jilbab: Pakaian Modern Berkarakter Positif

Oleh samson

Satu kali, sebuah situs tentang cewek memberikan tips bagaimana caranya tampil PD dengan tank top meskipun lengan tangan besar. Saya pun merespon bahwa berpakaian menutup aurat (kerudung plus jilbab) adalah solusi cerdas bagi cewek tanpa harus meributkan ukuran lengan. Kelanjutannya adalah masing-masing bertahan pada pendapatnya. Situs tersebut menyatakan bahwa kita harus menghargai pilihan orang dalam memilih pakaian. Saya pun tidak keberatan karena pendapat tentang kerudung dan jilbab itu juga pendapat pribadi sebagai seorang perempuan.

Sobat muslimah, dari sedikit uraian di atas terlihat bahwa ada sebuah ketidakpedulian di kalangan kita. Ketika kita mengatakan bahwa solusi berpakaian seorang perempuan adalah dengan jilbab dan kerudung, seolah-olah kita dituding tidak menghargai gaya berbusana orang lain. Padahal, seringkali mereka yang tidak menutup aurat itulah yang tidak menghargai busana muslimah dengan jilbab dan kerudungnya.

Kamu masih ingat kan kasus jilbab sekitar tahun 90-an? Kalau gak ingat, boleh kok tanya ke ortu, kakak atau tante kamu. Saat itu muslimah berjilbab diusir dari kelas sekolah negeri karena mempertahankan diri untuk menutup auratnya. Okelah, itu tahun jadul (jaman dulu). Kasus yang baru-baru saja terjadi adalah presenter salah satu TV swasta bernama Sandrina Malakiano. Presenter yang akhirnya memutuskan menutup aurat dengan busana muslimah ini dilarang tampil di depan layar TV lagi dengan berbagai dalih.

Jadi, dari contoh dua kasus di atas bisa terlihat sebetulnya siapa yang tidak menghargai siapa. Apabila seseorang mengakui dirinya sebagai muslimah, maka sudah ada aturan khusus tentang tata cara berpakaiannya. Jadi tidak bisa semau gue atas nama kebebasan memilih atau bahkan memakai dalih HAM.

Cara berbusana cewek modern

Sobat muslimah, banyak orang salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat. Tank top, rok mini, you can see (everything?), bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok. Coba deh kamu perhatikan film kartun Flinstone yang settingnya adalah zaman batu. Atau mungkin film Robin Hood dan Xena yang settingnya adalah zaman kuno abad pertengahan. Baju yang dipakai di sana sangat minim, hampir semua aurat terutama pemeran cewek diobral semua.

…banyak orang salah mengira kalau modern itu adalah berpakaian yang mengumbar aurat: tank top, rok mini, you can see (everything?), bahkan pusar pun diobral adalah gaya berbusana cewek modern. Orang yang berpendapat begini pasti sedang mabok…

Trus, gimana donk dengan beberapa suku di Indonesia yang pakaian tradisionalnya adalah koteka semisal suku Asmat? Coba deh kamu lihat, bagaimana kehidupan dan tingkat berpikir suku tersebut. Seharusnya menjadi tugas bersama untuk membina suku-suku pedalaman yang masih awam terhadap Islam dan hukum menutup aurat. Bukan malah dijadikan tontonan dengan alasan melestarikan budaya bangsa. Kasihan mereka. Bayangkan bila kamu yang di posisi mereka berpakaian minim kemudian menjadi bahan tontonan. Pasti rasanya tak nyaman.

Tak ada orang yang bilang kalo mereka hidup di zaman modern. Yang ada adalah mereka hidup di zaman batu, kuno, jadul dan yang utama jahiliyah alias bodoh. Yang namanya modern adalah ketika manusia itu jelas bedanya dengan binatang yaitu ketika akalnya dimanfaatkan secara sempurna. Akal inilah yang menuntun manusia untuk mempunyai malu dan iman. Jika malu dan iman ada maka otomatis manusia akan memilih busana yang menutup aurat sebagai gaya berbusananya.

Hal ini pas banget dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dalam QS. An-Nur: 31 dan Al-Ahzab: 59 bahwa kerudung dan jilbab adalah pakaian muslimah bila mereka keluar rumah. Rasional dan masuk akal, itulah ciri-ciri Islam. Termasuk juga dalam mengatur cara berbusana perempuan, Islam jauh lebih modern daripada agama ataupun ideology mana pun di dunia ini. Ini karena memang Islam diturunkan oleh yang Mahamenciptakan manusia sendiri, jadi Ia pula yang berhak mengaturnya pula.

Di atas semua itu, modern atau tidaknya seseorang bisa dilihat dari pola pikirnya. Pola pikir inilah yang akan menentukan pola sikap dia termasuk dalam hal memilih pakaian. Jadi meskipun gelar selangit, rumah di kawasan elit, mobil keluaran terbaru tapi memakai rok mini dan tank top, sudah langsung bisa dilihat kualitas pola pikirnya. Semua materi duniawi yang disebutkan tersebut cuma aksesoris saja, tidak menyentuh intinya.

Jilbab, pakaian modern

Gals, jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula, terlihat identitas seseorang apakah ia muslimah atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa yang merupakan bukti tunduknya seorang hamba kepada penciptanya. Siapa saja yang memperolok pakaian takwa ini, itu artinya ia juga memperolok Sang Pencipta yang menurunkan aturan tersebut. Naudzubillah.

…jilbab itu pakaian perempuan modern dan beradab. Dari busana ini pula terlihat identitas apakah ia muslimah atau bukan. Jilbab adalah pakaian takwa…

Tak jarang muslimah berjilbab mendapat cobaan berupa suara-suara miring semisal disebut ‘sok alim-lah’, ‘sok suci’, dan berbagai sebutan lainnya. Biar saja, Non. Daripada juga menjadi orang yang sok kafir dan menjadi pembangkang perintah Allah, itu jauh lebih buruh dan hina untuk dilakukan. Cuekkin saja komentar-komentar tak penting seperti itu.

Sedangkan bagi kamu yang masih belum berkerudung (apalagi belum berjilbab) karena satu dan lain hal, mulai saat ini niatkan dirimu untuk berubah. Kamu tak akan pernah tahu kapan tibanya sang ajal. Gak usah menunggu berjilbab ketika sudah menikah. Atau bahkan ada juga yang bernazar untuk berjilbab ketika keterima di perguruan tinggi negeri (PTN). Lalu apabila tidak keterima di PTN, kewajibab berjilbab tersebut bisa gugur? Tentu saja tidak.

Yang namanya wajib ya wajib saja hukumnya, tidak usah menunggu persyaratan tertentu semisal kalau keterima di PTN. Bila pun misalnya cewek itu ketrima di PTN, maka itu artinya niatnya tidak karena Allah, tapi karena sekadar memenuhi nazar saja. Bukannya tidak mungkin, dia berjilbabnya juga setengah hati karena salahnya niat sedari awal. Di tengah jalan, ia akhirnya membuka jilbabnya dan kembali umbar aurat sebagaimana orang-orang kafir bersikap.

Sobat muslim, berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab. Betapa banyak perempuan berjilbab karena setelah mematut diri di depan cermin, mereka merasa lebih cantik. Jadi ketika berjilbab membuat dirinya tidak terlihat cantik, maka orang semacam ini tidak akan mau berjilbab. Banyak sekali ungkapan yang menyatakan enggan berjilbab karena pakaian tersebut hanya akan membuat dirinya terlihat gemuk dan tidak menarik. Meskipun tahu bahwa jilbab adalah perintah Allah, mereka lebih mementingkan apa kata manusia daripada kata-kata atau firman Allah. Semoga kamu bukan tipe perempuan seperti ini.

…berjilbab itu indah. Tapi bukan karena lantas terlihat indah ini kita mau berjilbab…

Berjilbab, mutiara dalam etalase

Perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Orang yang lalu-lalang bisa melihat tanpa bisa menyentuh, apalagi menodai. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan harga mahal dan seizin penjualnya. Tak jarang mutiara dalam etalase ini dilengkapi dengan kunci pengaman agar terjaga kemurniannya.

Bandingkan dengan perempuan yang tidak berjilbab. Mereka ini ibarat mutiara yang diobral di kaki lima. Semua orang tidak hanya bisa melihat, tapi juga menyentuhnya. Tak jarang tangan-tangan yang menyentuh mutiara tersebut ternyata bernoda sehingga membuat si mutiara tak lagi putih cemerlang. Cacat-cela pun hinggap di permukaannya yang indah. Bila si penjual lengah, bisa jadi ada maling yang menyusup dan mencuri mutiara itu dari tempatnya berada.

…Perempuan berjilbab ibarat mutiara indah dalam etalase. Perempuan yang tidak berjilbab ibarat mutiara yang diobral di kaki lima…

Kedua perumpamaan di atas menunjukkan betapa mulia dan terjaganya perempuan muslimah yang berjilbab. Harga yang harus ditebus bagi orang yang ingin memiliki mutiara di etalase dengan kaki lima juga tak sama. Mutiara dalam etalase berharga mahal, bahkan seluruh mata uang di dunia ini tak bisa membelinya. Mutiara ini hanya bisa dibeli dengan taruhan nyawa dan pertanggungjawaban dunia akhirat. Nilainya pun dihargai Allah dengan imbalan surga.

Ya, mutiara dalam etalase adalah muslimah berjilbab yang hanya bisa disentuh oleh laki-laki beriman yang berani mengucapkan akad nikah di depan wali dan saksi. Nama Allah sebagai jaminan bahwa laki-laki ini akan menjaga si muslimah hingga kelak dipertanggungjawabkan di hadapan pengadilan-Nya. Mutiara ini terjaga kehormatan dan harga dirinya, setara dengan upayanya untuk tunduk pada aturan-Nya pula.

Mutiara kaki lima, kita semua sudah tahu bagaimana nasibnya. Di antara kedua pilihan ini, muslimah cerdas pastilah tahu harus memilih yang mana. Karena sudah sunnatullah bahwa Allah akan memasangkan wanita baik-baik dengan laki-laki yang baik pula, begitu sebaliknya (QS. An-Nur: 36). Ini adalah janji Allah. Tapi seorang muslimah salihah bukan tujuan tersebut yang menjadi incarannya. Ridha Allah adalah segalanya di atas semua tujuan.

Jadi, mulai sekarang luruskan niatmu bila sebelumnya ada niat lain mengotori keputusanmu untuk berjilbab. Oya, kalo baru sebatas bisa berkerudung, tingkatkan untuk bisa mengenakan kerudung plus jilbabnya (semacam baju kurung yang longgar, lebar dan tebal). Yakin deh, niat-niat duniawi itu umurnya tidak bertahan lama. Betapa banyak muslimah yang berjilbab karena sekadar ingin agar segera bisa bersuami, setelah nikah menanggalkan kerudung bahkan jilbabnya. Na’udzubillah.

Atau mungkin berjilbab karena supaya mudah dapat pekerjaan karena akhir-akhir ini banyak perusahaan yang lebih menyukai perempuan berpakaian sopan. Bila ini tujuannya, yakin deh ketika di rumah, perempuan seperti ini pasti dengan mudah umbar aurat karena tidak di lingkungan kerja lagi.

Namun bila yang menjadi tujuan adalah ridha Allah semata, apa pun halangan dan rintangan yang menghadang karena keputusannya dalam berjilbab, hal itu tak akan menggoyahkannya. Sebaliknya, ia akan semakin tegar dalam mempertahankan identitasnya sebagai muslimah berjilbab.

…berjilbab itu ternyata keren karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Jangan pernah diombang-ambingkan tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern…

Jadi sobat muda muslimah, berjilbab itu ternyata keren karena menunjukkan karakter positif seorang perempuan yang punya prinsip. Kamu tak akan pernah diombang-ambingkan oleh tren mode berbusana jahiliyah berkedok modern. Karena trend berjilbab adalah mode busana everlasting yang tak akan lekang oleh zaman. Oleh karena itu, tak ada pilihan lain bagi seorang perempuan yang sudah mengazzamkan diri atau bertekad kuat menjadi seorang muslimah kecuali berbusana sesuai dengan yang ditentukan oleh Islam. So, ayo berjilbab mulai sekarang! Sip deh ^_^

Sumber : VOA Islam

Mengapa Masih Banyak Wanita Muslimah Yang Belum Berjilbab?

Posted on 30 Juli, 2009 by kaferemaja| 5 Komentar

Seorang muslimah, diperintahkan untuk menutup auratnya ketika keluar rumah, yaitu dengan mengenakan pakaian syar’i yang dikenal dengan jilbab atau hijab. Namun dalam kenyataan masih banyak di antara para muslimah yang belum mau memakainya. Ada yang dilarang oleh orang tuanya, ada yang beralasan belum waktunya atau nanti setelah pergi haji dan segudang alasan yang lain. Nah apa jawaban untuk mereka?

1. Saya Belum Bisa Menerima Hijab

Untuk ukhti yang belum bisa menerima hijab maka perlu kita tanyakan, “Bukankah ukhti sungguh-sungguh dan yakin dalam memeluk Islam, dan bukankah ukhti telah mengucapkan la ilaha illallah Muhammad rasulullah dengan yakin? Yang berarti menerima apa saja yang diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasulullah? Jika ya maka sesungguhnya hijab adalah salah satu syari’at Islam yang harus dilaksanakan oleh para muslimah. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah memerintah kan para mukminah untuk memakai hijab dan demikian pula Rassulullah Shalallaahu alaihi wasalam memerintahkan itu. Jika anda beriman kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, maka anda tentu akan dengan senang hati memakai hijab itu.

2. Saya Menerima Hijab, Namun Orang Tua Melarang.

Kalau saya tidak taat kepada orang tua, saya bisa masuk neraka. Kepada saudariku kita beritahukan bahwa memang benar orang tua memiliki kedudukan yang tinggi dan mulia, dan kita diperintahkan untuk berbakti kepada mereka. Namun taat kepada orang tua dibolehkan dalam hal yang tidak mengandung maksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala , sebagaimana dalam firman-Nya, artinya,

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya,” (QS. Luqman:15).

Meskipun demikian kita tetap harus berbuat baik kepada kedua orang tua kita selama di dunia ini.

Inti permasalahannya adalah, bagaimana saudari taat kepada orang tua namun bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya, padahal Allah Subhannahu wa Ta’ala adalah yang menciptakan anda, memberi nikmat, rizki, menghidupkan dan juga yang menciptakan kedua orang tua saudari?

3. Saya Tidak Punya Uang untuk Membeli Jilbab

Ada dua kemungkinan wanita muslimah yang mengucapkan seperti ini, yaitu mungkin dia berdusta dan mungkin juga dia jujur. Jika dalam kesehariannya dia mampu membeli berbagai macam pakaian dengan model yang beraneka ragam, mampu membeli perlengkapan ini dan itu, maka berarti dia telah bohong. Dia sebenarnya memang tidak berniat untuk membeli pakaian yang sesuai tuntunan syari’at. Padahal pakaian syar،¦i biasanya tidak semahal pakaian-pakaian model baru yang bertabarruj.

Maka apakah saudari tidak memilih pakaian yang seharusnya dikenakan oleh seorang wanita muslimah. Apakah anda tidak memilih sesuatu yang dapat menyelamatkan anda dari adzab Allah Subhannahu wa Ta’ala dan kemurkaan-Nya? Ketahuilah pula bahwa kemuliaan seseorang bukan pada model pakaiannya, namun pada takwanya kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala . Dia telah berfirman, artinya,

“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat:13).

Adapun jika memang anda seorang yang jujur, jika benar-benar saudari berniat untuk memakai jilbab maka Allah Subhannahu wa Ta’ala akan memberikan jalan keluar. Allah Subhannahu wa Ta’ala telah mengatakan, artinya,

“Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan ke luar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. ath-Thalaq 2-3)

Kesimpulannya adalah bahwa untuk mencapai keridhaan Allah dan untuk mendapatkan surga, maka segala sesuatu akan menjadi terasa ringan dan mudah.

4. Cuaca Sangat Panas

Jika saudari beralasan bahwa cuaca sangat panas, kalau memakai jilbab rasanya gerah, maka saudari hendaklah selalu mengingat firman Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Katakanlah, “Api neraka Jahannam itu lebih sangat panas(nya)” jikalau mereka mengetahui.”(QS. At-Taubah: 81).

Apakah anda menginginkan sesuatu yang lebih panas lagi daripada panasnya dunia ini, dan bagaimana saudari menyejajarkan antara panasnya dunia dengan panasnya neraka? Yang dikatakan oleh Allah Subhannahu wa Ta’ala , artinya,

“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” (QS. An-Naba’: 24-25).

Wahai saudariku, ketahuilah bahwa surga itu diliputi dengan berbagai kesusahan dan segala hal yang dibenci nafsu, sedangkan neraka dihiasi dengan segala yang disenangi hawa nafsu.

5. Khawatir Nanti Aku Lepas Jilbab Lagi

Ada seorang muslimah yang mengatakan, “Kalau aku pakai jilbab, aku khawatir nanti suatu saat melepasnya lagi.” Saudariku, kalau seseorang berpikiran seperti anda, maka bisa-bisa dia meninggalkan seluruh atau sebagian ajaran agama ini. Bisa-bisa dia tidak mau shalat, tidak mau berpuasa karena khawatir nanti tidak bisa terus melakukannya.

Itu semua tidak lain merupakan godaan dan bisikan setan, maka hendaklah suadari mencari sebab-sebab yang dapat menjadikan anda selalu beristiqamah. Di antaranya dengan banyak berdo’a agar diberikan ketetapan hati di atas agama, bersabar dan melakukan shalat dengan khusyu’. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman, artinya,

“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Jika saudari telah memegang teguh sebab-sebab hidayah dan telah merasakan manisnya iman maka saudari pasti tidak akan meninggalkan perintah Allah Subhannahu wa Ta’ala , karena dengan melaksanakan itu anda akan merasa tentram dan nikmat.

6. Aku Takut Tidak Ada Yang Menikahiku

Saudariku! Sesungguhnya laki-laki yang mencari istri seorang wanita yang bertabarruj, membuka aurat dan senang melakukan berbagai kemaksiatan maka dia adalah laki-laki yang tidak memiliki rasa cemburu. Dia tidak cemburu terhadap yang diharamkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, tidak cemburu terhadapmu, dan tidak akan membantumu dalam ketaatan, menuju surga serta menyelamatkanmu dari neraka.

Jadilah engkau wanita yang baik, insya Allah Subhannahu wa Ta’ala engkau mendapatkan suami yang baik pula. Engkau lihat berapa banyak wanita yang tidak berhijab, namun dia tidak menikah, dan engkau lihat berapa banyak wanita berjilbab yang telah menjadi seorang istri.

7. Kita Harus Bersyukur

“Oleh karena kecantikan merupakan nikmat dari Allah Subhannahu wa Ta’ala, maka kita harus bersyukur kepada-Nya, dengan memperlihatkan keindahan tubuh, rambut dan kecantikan kita.” Mungkin ada di antara muslimah yang beralasan demikian.

Saudariku! Itu bukanlah bersyukur, karena bersyukur kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala bukan dengan cara melakukan kemaksiatan. Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman,

“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka.” (QS. An-Nuur: 31)

Dalam firman-Nya yang lain,

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min, “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. (QS. Al-Ahzab: 59).

Nikmat terbesar yang Allah Subhannahu wa Ta’ala berikan kepada kita adalah iman dan Islam, jika anda ingin bersyukur kepada Allah maka perlihatkanlah kesyukuran itu dengan sesuatu yang disenangi dan diperintahkan Allah Subhannahu wa Ta’ala, di antaranya adalah dengan mememakai hijab atau jilbab. Inilah syukur yang sebenarnya.

8.Belum Mendapatkan Hidayah

Ada sebagian muslimah yang mengatakan, “Saya tahu bahwa jilbab itu wajib, namun saya belum mendapatkan hidayah untuk memakainya.” Kepada saudariku yang yang beralasan demikian kami katakan, “Bahwa hidayah itu ada sebabnya sebagaimana sakit itu akan sembuh dengan sebab pula. Orang akan kenyang juga dengan sebab, yakni makan. Kalau anda setiap hari meminta kepada Allah agar ditunjukkan ke jalan yang lurus, maka anda harus berusaha meraihnya.Di antaranya, hendaklah anda bergaul dengan wanita yang baik-baik, ini merupakan sarana yang sangat efektif, sehingga hidayah dapat anda raih dan terus-menerus terlimpah kepada ukhti.

9.Aku Takut Dikira Golongan Sesat

Ketahuilah saudariku! Bahwa dalam hidup ini hanya ada dua kelompok, hizbullah (kelompok Allah) dan hizbusy syaithan (kelompok syetan). Golongan Allah adalah mereka yang senantiasa menolong agama Allah Subhannahu wa Ta’ala, melakukan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Sedangkan golongan setan sebaliknya selalu bermaksiat kepada Allah dan berbuat kerusakan di muka bumi. Dan ketika ukhti melakukan ketaatan, salah satunya adalah memakai hijab maka berarti ukhti telah menjadi golongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, bukan kelompok sesat.

Sebaliknya mereka yang mengumbar aurat, bertabarruj, berpakaian mini dan yang semisal itu, merekalah yang sesat. Mereka telah terbius godaan syetan atau menjadi pengekor orang-orang munafik dan orang-orang kafir. Maka berbahagialah anda sebagai kelompok Allah Subhannahu wa Ta’ala yang pasti menang.

Jilbab atau hijab adalah bentuk ibadah yang mulia, jangan sejajarkan itu dengan ocehan manusia rendahan. Dia disyari’atkan oleh Penciptamu, kalau engkau taat kepada manusia dalam rangka bermaksiat kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala maka sungguh engkau akan binasa dan merugi. Mengapa engkau mau diperbudak oleh mereka dan meninggalkan ketaatan kepada Allah Subhannahu wa Ta’ala Yang menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikanmu?

(Sumber: Buletin Darul Qasim dengan judul, “Wa man Yamna’uki minal hijab“, oleh: Dr. Huwaidan Ismail).